Hormon ini meningkat
selama masa pubertas dan mencapai puncaknya ketika laki-laki berusia sekitar 20
tahun. Setelah berusia 30 tahun ke atas, kadar hormon ini akan berkurang
sekitar satu persen tiap tahunnya. Sementara itu, pada laki-laki yang berusia
lebih dari 65 tahun, kadar hormon testosteron normal berkisar antara 300-450
ng/dL.
Penurunan Kadar Hormon Testosteron
Menurunnya kadar hormon
testosteron sebenarnya merupakan kondisi alamiah seiring penuaan pada laki-laki.
Kondisi kekurangan testosteron juga dapat disebabkan oleh infeksi dan cedera
pada testis, gagal ginjal kronis, sindrom Klinefelter, dan sirosis hati.
Kondisi stres dan terlalu banyak mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan
kondisi tersebut.
Ketika kadar hormon
testosteron menurun, laki-laki akan mengalami gejala yang berkaitan dengan
fungsi seksual, seperti ketidaksuburan, berkurangnya hasrat seksual, serta
berkurangnya frekuensi ereksi yang terjadi secara spontan ketika sedang tidur.
Selain itu, berkurangnya
kadar hormon testosteron juga dapat diiringi oleh gejala lain yang mencakup
perubahan fisik, seperti:
§ Berkurangnya rambut-rambut pada tubuh.
§ Tulang yang lebih rapuh.
§ Meningkatnya lemak tubuh.
§ Berkurangnya kekuatan atau massa otot.
§
Sensasi terbakar atau hot flashes.
§ Kelelahan yang meningkat.
§ Timbulnya pembengkakan pada kelenjar payudara.
§ Berdampak pada metabolisme kolesterol.
Sementara
itu, dampak menurunnya kadar hormon testosteron terhadap perubahan psikis
antara lain kecenderungan untuk merasakan depresi atau perasaan sedih yang
secara keseluruhan dapat menurunkan kualitas hidup. Sebagian orang lainnya juga
bisa mengalami penurunan rasa percaya diri, berkurangnya motivasi, serta
memiliki masalah pada memori dan konsentrasi. Meski begitu, semua kondisi ini
juga bisa merupakan efek samping proses penuaan yang normal. Selain itu bisa
disebabkan oleh kondisi medis lainnya, seperti efek samping pengobatan, kondisi
tiroid, maupun efek mengonsumsi minuman beralkohol.
Selain faktor penuaan,
rendahnya hormon testosteron juga dapat dipicu oleh kondisi hipogonadisme. Pada
kondisi tersebut, testis memproduksi terlalu sedikit hormon testosteron.
Oleh karena itu, untuk
mengetahui apakah kadar hormon testosteron Anda normal atau tidak, dan apakah
gejala di atas benar-benar disebabkan oleh menurunnya kadar hormon pria ini,
Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah.
Tingkat Hormon Testosteron yang Berlebihan
Di sisi lain, ada pula
laki-laki yang memiliki kadar hormon testosteron di atas angka normal. Ibarat dua
sisi mata uang, kondisi ini bisa membawa dampak positif dan negatif.
Positifnya, kadar hormon testosteron yang tinggi dapat menormalkan tekanan
darah dan menurunkan kecenderungan laki-laki untuk mengalami obesitas dan
serangan jantung.
Sementara itu, beberapa
studi menunjukkan keterkaitan antara kadar hormon testosteron yang tinggi
dengan kecenderungan laki-laki untuk melakukan perilaku berisiko, seperti
dorongan perilaku seksual berlebihan yang berisiko kepada tindakan kriminal.
Namun, masih diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk membuktikan hal
ini. Kadar testosteron yang tinggi juga membuat kecenderungan laki-laki untuk
lebih mengonsumsi alkohol dan merokok.
Menjaga Kadar Hormon Testosteron Tetap Normal
Sebagian pakar
merekomendasikan untuk memantau kadar hormon testosteron tiap lima tahun sekali
yang dimulai sejak laki-laki berusia 35 tahun. Jika diketahui bahwa Anda
memiliki kadar hormon yang terlalu sedikit atau jika Anda mengalami gejala
rendahnya kadar hormon testosteron, Anda bisa dianjurkan untuk melakukan terapi
hormon.
Dalam melakukan terapi
ini, terapis Anda akan mengawasi kadar hormon testosteron secara ketat untuk
memastikan kadar hormon tidak menjadi terlalu tinggi. Perlu diketahui bahwa
terapi ini belum tentu bisa dijalani oleh semua pria. Seorang pria yang diduga
atau diketahui mengidap kanker prostat atau kanker payudara, penyakit ginjal,
hati, atau penyakit jantung dianjurkan untuk tidak melakukan terapi ini karena
dapat meningkatkan risiko komplikasi terhadap penyakit yang dideritanya
tersebut.
Jalani pola makan dan
kebiasaan hidup sehat serta hindari mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan,
serta membiasakan berpikir positif dan mengelola stres. Jangan lupa untuk
memeriksakan kadar testosteron Anda bilamana mengalami gejala-gejala yang telah
disebutkan di atas.