resiko telat melahirkan


  • Penurunan fungsi plasenta yang dapat menyebabkan bayi mengalami kelaparan di dalam rahim, karena pasokan oksigen dan nutrisi akan berkurang secara perlahan. Bila fungsi plasenta berkurang, berarti terjadi masalah pada  asupan nutrisi untuk janin dalam kandungan. Risiko terburuk dari kondisi ini terhadap janin adalah pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat. Sehingga saat lahir, bayi akan mengalami masalah gizi sehingga diperlukan pemantauan secara berkala.
  • Penurunan volume cairan amnion atau air ketuban yang akan menyebabkan kondisi gawat janin. Kondisi ini membutuhkan tindakan penanganan secepatnya untuk mengeluarkan janin dari dalam kandungan.
  • Peningkatan risiko proses kelahiran karena bayi yang lewat waktu umumnya harus segera dikeluarkan dari dalam perut ibunya dan proses persalinan dilakukan melalui operasi Caesar yang tergolong berisiko tinggi. Selain itu, karena kerap terjadi komplikasi, proses persalinannya menjadi semakin tinggi risikonya.
  • Peningkatan risiko bayi meninggal di dalam rahim (still birth) sehingga ketika dilahirkan sudah dalam keadaan meninggal. Risikonya antara 4-7 dari 1.000 bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan lebih dari 42 minggu. Keadaan ini terjadi karena fungsi plasenta tidak optimal dan cairan amnion mengalami pengurangan volume. Hal inilah yang menyebabkan bayi lewat waktu menjadi berisiko meninggal di dalam rahim.
  • Peningkatan kemungkinan bayi menelan dan menghirup mekonium pada saat proses persalinan yang dapat mengakibatkan komplikasi pada saluran pernapasan dan infeksi setelah bayi lahir. Bila bayi menelan cairan mekonium, bayi akan mengalami gangguan pada fungsi paru-parunya serta mengalami gejala kesulitan bernapas, yang disebut asfiksia.
  • Peningkatan kemungkinan bayi mengalami trauma persalinan karena sulit dilahirkan. Bayi yang lewat waktu berisiko mengalami kesulitan pada saat proses persalinan, baik persalinan secara spontan (alami) maupun persalinan dengan tindakan Caesar. Ini terjadi karena sejak di dalam kandungan bayi sudah mengalami gangguan, termasuk gangguan pada organ-organ vital, terutama paru-paru yang menyebabkan bayi mengalami kesulitan bernapas.
  • Peningkatan risiko bayi menderita kelainan palsi serebral yaitu kelainan fungsi otak besar dan otak kecil yang mengakibatkan fungsi perintah gerakan anggota tubuh terganggu.
Bila bayi lahir lewat waktu:
  • Ukuran tubuhnya lebih besar dari normal dan berat tubuhnya di atas rata-rata bayi yang lahir mendekati kihttp://kumpulanartikelanakjenius.blogspot.comsaran waktu yang diperkirakan. Memang kondisi ini tidak selalu terjadi, risiko lahir dengan ukuran tubuh lebih besar akan meningkat bila ibu menderita diabetes.
  • Kulitnya kehilangan lapisan lemak pelindung  yaitu lapisan lemak tipis vernix caseosa, pelindung kulitnya selama di dalam rahim. Ini menyebabkan kulit bayi jadi mengering, berkerut, pecah-pecah dan mengelupas.
  • Kuku jari-jari tangan bayi baru dan kakinya panjang  yang menyebabkan bayi lebih berisiko untuk terluka dan tergores kulitnya. Karena itu, begitu lahir kedua tangan bayi segera diberi sarung tangan bayi untuk mencegah agar kulit wajahnya tidak tergores kukunya. Setelah bayi berumur beberapa hari, Anda dapat memotong kukunya dengan hati-hati.